KISAH KEHABISAN BENSIN DI JALAN RAYA JOGJA-MGL DAERAH BLONDO

Malam itu (Ahad, 9 Agustus) selepas seharian melakukan perjalanan jauh ratusan kilometer dengan route Magelang-Jogja-Kulon Progo-Purworejo-Kebumen (dengan waktu tempuh kurang lebih 4 jam dari pukul 06.40 dari rumah) untuk menghadiri tasyakuran pernikahan sahabat saat kuliah di TPHP UGM (Romadina) bersama teman kuliah Ledy kami berboncengan naik motor menuju kota Kebumen Beriman, Alhamdulillah lancar sampai tujuan dengan selamat, kemudian dilanjutkan dengan route kepulangan yang sama, yaitu Kebumen-Purworejo-Kulon Progo (mampir istirahat di masjid Agung)- Jogja (mampir Khansa untuk istirahat dan lanjut main 'sebentar' :p nyari makan dan pemenuhan beberapa keperluan hingga isya' bersama mbak Tian, karena Ledy udah pulang duluan dengan motornya yang dititipkan di Khansa sebelum berangkat kondangan)

Saat tengah menempuh perjalanan pulang (Jogja-Magelang) dengan mengendarai  motor AA 5xx7 JB, tiba-tiba saja laju motor mulai tersendat 100 m sebelum lampu merah Blondo. Sebenarnya keinginan mau isi bensin udah ada, tapi nunggu setelah indikator bensin menunjukkan satu garis, tetapi hingga detik motor berhenti karena kehabisan bahan bakar, indikator bensin masih menunjukkan dua garis. Yah, mungkin emang udah takdir, ...... atau emang dasar kepedean aja akunya :3

Disinilah ku merasakan bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat. Tepat dipinggir jalan tempatku berhenti tiba-tiba muncul dua orang pemuda yang mengendarai motor dengan berboncengan dari arah selatan (gang sebelah toko oleh-oleh). Sontak aku bertanya dengan sedikit berteriak agar suaraku terdengar jelas oleh mereka. "Mas, tempat beli bensin dimana ya?" tanyaku. "Kenapa Mbak? mogok?", Tanya Mas yang duduk di depan meyakinkan. "Ini Mas, motornya kehabisan bensin," jawabku singkat. "Jauh nggak mas tempat beli bensinnya?, tanyaku balik. "Nggak kok, deket," sahutnya.

Setelah mennyejajarkan motornya disamping motorku, Mas depan pun berujar "Mbaknya mbonceng sini aja po," pintanya sambil mengarahkan pandangan ke tempat duduk motornya bagian belakang. Spontan aku jawab "Nggak mau Mas," dengan gelengan kepala. (dalam hati: Soalnya kan kita bukan muhrim Mas... hehe.. peace) "Nanti kita pancal (mendorong dengan tetap menaiki motor dengan dibantu motor lainnya yang bias jalan)," tambah Mas depan menerangkan. setelah terdiam beberapa detik, Mas belakang berucap pada Mas depan "Yowis yo, ditukokke dhisik wae (ya udah yuk, kita belikan saja dulu. red)," ungkapnya dalam bahasa jawa khas Magelangan. Tanpa pikir panjang langsung kurogoh saku di gamisku dan kuberikan 12K yang sudah ku siapkan untuk isi bensin diawal niatan tadi.  "Beli satu liter Mbak?" tanya Mas belakang padaku. "Iya Mas, secukupnya uangnya aja," balasku.

Jujur saja, ada sedikit rasa khawatir jika kedua Mas itu tidak kembali lagi, tapi ternyata porsi keyakinanku melebihi kekhawatiranku. Benar saja, kurang dari sepuluh menit, cahaya lampu motor mereka terlihat dari arah barat, Alhamdulillah mereka kembali dengan membawa satu botol bensin biasanya. Setelah menuangkan bensinnya, Mas belakan mengembalikan uang kembalian berjumlah 4K. Aku pun mengucapkan banyak terima kasih pada mereka, sambil memberikan doa, "Makasih ya Mas, Semoga Allah membalas kebaikan nya dengan yang lebih baik," ungkapku pada dua pemuda itu. Mas belakang pun bertanya, "Mbaknya dari mana dan mau kemana?"  Aku pun , "Dari Jogja dan mau pulang Mas." Kok bisa kehabisan bensin?, tanyanya lagi. "Nggak tau juga Mas, soalnya indikator bensinnya rusak, hehe.."

Sebelum resmi berpamitan, Mas depan memintaku untuk mencoba menyalakan motor. Aku pun mencoba menyetater dan memasukkan gigi satu untuk mengetes apakah bias jalan atau tidak. Setelah yakin bisa dipakai berkendara lagi, Mas Depan dan belakang pun menyampaikan pesan hati-hati padaku. "Hati-hati lho Mbak..!" "Iya Mas, makasih banyak ya, itu botol bensinnya saya aja yang balikin Mas," tawarku pada Mas belakang yang membawa botol bensin. "Udah Mbak, kita aja yang balikin, sekalian jalan." tolaknya. "Owh, sejalan ya? Emang masnya mau kemana?, tanyaku. "Ini mau ke Muntilan" jawabnya. "Ok Mas, sekali lagi makasih ya..," ujarku menutup perbincangan malam itu yang sepertinya menunjukkan pukul 20.30. karena Hape dalam keadaan mati, jadi ku tak tau pukul berapa, yang jelas saat mendarat di rumah jam menunjukkan pukul 21.00. Jadi, karena Hape mati, kejadian ini tak terdokumentasikan secara visual, haha.. mungkin kalau batrai masih ada, dua pemuda itu aku ambil gambarnya... terimakasih Mas depan dan Mas belakang pengendara dan pembonceng motor berplat AA 4xx9 DG. Semoga Allah memudahkan urusan kalian kelak, karena telah membantu saudaranya ini. Amin Amin Amin Ya Robbalalamin... (TAMAT) Makasih Ya Allah...

Hikmah:
1. Jangan menunggu sampai batas limit, segeralah isi bensin saat ada kesempatan (Jadi inget waktu jalan dah nglewatin banyak SPBU, tapi tetep nyantai sambil bilang.. masih kok, ntar aja... haha... baru pas SPBU mulai tertinggal jauh, terpikir, ni indicator awet banget yak? bertahan di baris kedua teru..s?? ternyataaah... eng ing eng... mati deh gak bias jalan..)
2. Jangan pulang malam-malam, karna gak cuma udara yang dingin dan kotor, tapi juga demi keamanan. (Kiriman dua pemuda tu bagiku seperti malaikat.. makasi ya Allah.. Alhamdulillah, pas matinya juga di tempat terang, didepan toko Oleh-oleh :))
3. Jangan malu bertanya
4. Senantiasa berdoa, dan selalu khusnudzon


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA LIMA BAYI HAMSTER MENATAP DUNIA